Kisah Inspiratif Sosok Izami Eurico Bermanah

16-02-2020
Foto Berita

Nama saya Izami Eurico Bermanah. Saya lahir di Kayuara pada tanggal 31 Agustus 2006. Putra dari pasangan Tagar Bermanah dengan Siskartina Inggrianti. Sejak kecil saya mempunyai hobi belajar matematika dan bermain komputer. Saya bersekolah di TK dharma wanita dan di sanalah saya mulai kenal yang namanya berhitung. Pada usia enam tahun, saya sudah masuk sekolah MI Istiqomah. Di sana saya mulai mengenal lebih jauh tentang berhitung dan itu adalah matematika dan mulai tertarik sejak kelas 1 SD. Saya pun mulai menekuni pelajaran matematika baik di sekolah juga saya pun ikut kegiatan les matematika. Waktu berlalu, ketika duduk di bangku kelas 4itulah kali pertama saya mengikuti try out dan bersaing dengan siswa sekolah lain.

Itu merupakan pengalaman pertama saya mengikuti lomba akademik dan bersaing dengan sekolah lain. Saya pun memaksimalkan waktu belajar demi mencapai hasil terbaik pada lomba pertama saya. Pada waktu lomba sebagian besar soal dapat saya jawab dengan lancar. Beberapa hari belalu, saya mendapatkan kabar bahwa saya mendapatkan peringkat pertama pada try our pertama. Momen itu merupakan pengalaman sekaligus prestasi serta sesuatu yang memotivasi saya untuk ikut lomba lomba yang ada berikutnya. Lalu saya mengikuti kembali try out kedua dan mendapatkan juara 2.

Kelas 5, tahun yang menyenangkan sekaligus menyedihkan bagi saya. Waktu kelas 5, saya selalu mendapatkan peringkat pertama di kelas dan bisa ikut seleksi perwakilan sekolah dalam kompetisi KSM (Kompetisi Sains Madrasah) cabang matematika. Saya yang sebetulnya tidak mendapat bimbingan khusus untuk kompetisi semacam itu meminta bantuan guru matematika saya untuk membimbing saya pada pelajaran matematika selama 1 minggu sebelum lomba. Memang waktu yang sedikit namun saya bisa memaksimalkannya berkat bantuan dan dukungan dari keluarga, guru, dan teman-teman saya. Alhamdulillah, Saya mendapat juara 1 pada penyisihan tingkat kecamatan dan kabupaten. namun pada tingkat provinsi, saya tidak mendapat juara dan peringkat saya tidak disebutkan. Hal itu merupakan momen yang menyedihkan dan membuat saya patah semangat. Namun, hal itu juga yang memotivasi saya untuk terus meningkatkan kemampuan diri saya pada bidang matematika.

Kelas 6 adalah tahun terakhir saya sekolah di madrasah. Saya tetap mempertahankan prestasi saya sebagai juara kelas dan belajar sembari mempersiapkan diri untuk UN (Ujian Nasional) dan ikut tes masuk sekolah favorit saya sejak kecil yaitu SMP Negeri 6 Unggul Sekayu. Di kelas 6 ini juga saya ikut try out akbar sebanyak dua kali. Pertama saya mendapatkan peringkat 9 karena kehabisan waktu dan pada try out kedua saya mendapatkan peringkat 1. Di sana saya juga bertemu juara 2,dan 3 yang ternyata akan menjadi teman saya di SMP Negeri 6 unggul Sekayu.

Saya ikut tes di SMPN 6 dan berhasil lulus pada peringkat 4 dari seluruh peserta yang berjumlah kurang lebih dari tiga ratus peserta. Di sekolah ini, saya ikut bimbingan tambahan khusus kompetisi matematika sejak semester pertama kelas 8. Lalu pada bulan 9 awal saya diajak untuk ikut lomba SEAMO (South East Asian Mathematical Olympiad). Saya pun dapat bimbingan intensif bersama tiga teman saya yang juga ikut SEAMO selama 1 bulan sebelum lomba. Tiba lah akhirnya waktu lomba yaitu pada tanggal 26 oktober 2019. Hanya 2 dari kami yang lulus, saya dan teman saya yang bernama Imam mendapat Perungggu dan 2 nya lagi tidak. Namun, hasilnya beda tipis dengan kami. Kami pun kembali belajar seperti biasa untuk persiapan PAS (Penilaian Akhir Semester). pada awal semester 2 dimulai dari hari pertama sekolah, kami mulai intensif belajar dengan bimbingan tambahan dengan guru dari luar sekolah selama 2 minggu full.

Tibalah akhirnya pada momen yang mendebarkan, menegangkan sekaligus pengalaman yang paling berharga. Ya kami kana berangkat berlaga di ajang bergengsi ini. Kami akan mengikuti final SEAMO yaitu SEAMO X di Gold Qoast, Australia bersama Kepala Sekolah, Bapak Muri, S.Pd. M.Si. Sebelum kami berangkat ke Australia, kami terlebih dahulu menginap di Jakarta tepatnya di Lavenue Apartement selama 1 malam yaitu dari tanggal 15 Januari hingga 16 Januari untuk mendapatkan bimbingan tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Australia, dan tentang budaya di sana oleh pihak PSF (Putra Sampoerna Foundation). Tibalah waktunya kami berangkat ke Australia, kami berangkat ke sana pada 16 Januari di waktu sore. kami bermalam di dalam pesawat. Woooow, ini merupakan pengalaman pertama saya berangkat keluar negeri.

Akhirnya sampailah kami ke Australia. Kami sampai ke Sidney pada pukul 7 pagi waktu setempat dilanjutkan ke Gold Qoast, tempat kami akan mengadakan lomba nanti. Setelah transit 2 jam, kami pun berangkat ke Gold Qoast dan sampai pada pukul 12 waktu setempat. Di sana kami berkeliling ke pantai karena hotel tempat kami menginap berada di dekat pantai. Malamnya, kami beristirahat agar badan kembali segar untuk lomba besok hari. Esoknya, tanggal 18 Januari kami mengikuti lombanya yang diadakan di Dream World. Setelah lomba, seharusnya kami berkeliling disana. namun,katanya sedang tutup jadi kami semua yang mengikuti lomba pergi ke pusat perbelanjaan yang seharusnya dijadwalkan untuk pergi kesana esok hari. Disana kami melihat pengalaman yang menurut diri saya pribadi itu sangat keren. Yaitu pengguna sepeda motor disana sangat sedikit dan tidak menyalib mobil di depannya yang sedang berhenti dan jalan parkiran yang sedang kosong, jujur itu keren.

Keesokan harinya, kami kembali ke Dream World untuk bermain disana. Kami banyak bertemu dengan hewan hewan khas Australia, misalnya Koala. Suasana nyaman dan menyenangkan mirip seperti di Dufan, Taman Impian Jaya Ancol. Tiba akhirnya saat yang ditunggu, yaitu Gala Dinner dan pengumuman penghargaan peserta dan pemenang lomba di malam hari setelah kami pulang dari Dream World. Pada acara itu, kami memakai batik gambo, batik khas Kabupaten Muba. Acara itu di adakan di Gold Qoast Convention Centre. Di sana diumumkan bahwa saya mendapatkan penghargaan Merit. bukan sebagai pemenang namun saya tetap senang karena itu final tingkat Asia Fasifik. disana saya juga berkenalan dengan beberapa peserta lain yang berasal dari Jakarta, Bali, dan Medan dan beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Filipina. Kami juga menjadi teman sampai sekarang. Tibalah saatnya untuk pulang. sesampainya kami di hotel,kami langsung packing barang-barang dan oleh-oleh kami sebelum tidur.

Esoknya, kami berangkat dari hotel menuju bandara. Pada pukul 9, kami pun berangkat dari Gold Qoast menuju Melbourne. Disana kami transit selama 3 jam sebelum berangkat ke Singapura. Kami pun berangkat ke Singapura dan sampai pada pukul 11 malam. Sesampainya di Singapura, kami berkiliing bandara karena bandaranya luas dan ada mall di dalamnya. Saya sendiri tidak tidur karena khawatir ketinggalan pesawat karena pesawat berangkat pada pukul 06.45 waktu Singapura. Tibalah keesokan harinya kami berangkat pulang ke Indonesia. Kami sampai ke Indonesia pada pukul 9 WIB. kami pun melanjutkan perjalanan kembali ke Palembang pada pukul 10 dan sampai pada pukul 11. Ini sekelumit pengalaman saya selama saya sekolah dari SD hingga sekarang membangun mimpi saya untuk menjadi orang yang mencintai ilmu pengetahuan khususnya bidang matematika. Semoga.

Berita Terbaru

Upacara Bendera SMPN 6 Unggul Sekayu Per...

08-01-2024

#berita_spenus Senin, 8 Januari 2024 seluruh warga sekolah mulai dari Kepala Sekolah, guru, staff dan peserta didik mengikuti upacara bendera har ...

Selengkapnya

Sukses, Spenus Cup 2023 Berjalan dengan ...

18-12-2023

#berita_spenus Tiga hari sudah kompetisi basket dalam rangka Spenus Cup 2023 dilaksanakan di lapangan basket SMPN 6 Unggul Sekayu. Kamis, 14 Dese ...

Selengkapnya

Pembukaan Spenus Cup 2023...

18-12-2023

#berita_spenus SMPN 6 Unggul Sekayu dalam masa class meeting ini mengadakan event yang sangat seru yaitu Spenus Cup. Adapun kompetisi yang diadak ...

Selengkapnya