Mengobati Rindu di Masa New Normal

15-02-2022

Sejak 17 Maret 2020, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin memberlakukan pembelajaran di rumah. Rentang waktu hampir 3 bulan stay at home membuat peserta didik jenuh. Mereka kirim-kiriman video dan mengunggah foto-foto. Isinya ekspresi kangen kepada guru, teman, juga suasana kegiatan di sekolah. Bahkan, ada yang japri menanyakan terus kapan masuk sekolah lagi.

Orang tua mengeluh. Mereka sudah jenuh dengan kegiatan anak yang monoton. Itu-itu saja. Wali murid khawatir putra-putrinya semakin stres. Apalagi, ada rencana memperpanjang masa belajar di rumah hingga 13 Juli. Bahkan sampai akhir 2020.

Saat ini orang tua bisa fokus kepada anak agar belajar di rumah sukses. Arahan orang tua menjadi yang utama. Anak difokuskan agar bersemangat mengikuti program-program belajar daring. Manfaatkan berbagai media belajar. Misalnya, tayangan video edukasi dan program pembelajaran di TVRI. Memang, peserta didik dipaksa menjalani kebiasaan baru.

Beradaptasi dengan rutinitas baru. Hidup di era kenormalan baru yang dikenal dengan new normal. Jika kegiatan belajar-mengajar (KBM) sudah dibuka kembali pada tahun ajaran baru, peserta didik akan terbiasa memakai masker. Cuci tangan sebelum masuk ruang kelas. Duduk satu-satu. Jarak minimal 1 meter.

Selama new normal ini ada dua masalah utama yang harus dicarikan pemecahan. Pertama, mengurangi rasa rindu suasana sebelum masa belajar di rumah. Saat masih masuk sekolah. Peserta didik, bisa jadi, kangen dengan sang guru. Mungkin dengan suara, senyum, tausiah, atau gaya mendongeng nya. Suasana salat berjamaah juga. Maka, para pendidik jangan pelit untuk me nyisihkan waktu japri, telepon, atau video call.

Tidak hanya tampil di grup. Bisa tanya-tanya kabar dan memotivasi. Apresiasi anak dengan memuji apa yang telah dilakukan. Kirimkan foto editan, kolase foto, dan sejenisnya bersama teman-teman sekelas. Untuk melepas rindu dengan teman sekelas, bagikan vedio kenangan saat kegiatan di kelas. Paduan suara, senam bersama, upacara bendera, sampai salat berjamaah.

Kedua, sosialisasi kebijakan dikbud agar penerapan new normal berjalan sukes. Bisa melalui grup whatsApp. Awali dengan pertanyaan, apakah ingin kembali ke kelas seperti dulu. Tentu jawabnya iya. Pertanyaan selanjutnya, apakah kalian sangup memenuhi syaratnya. Yang benar-benar kangen pasti menjawab sanggup. Mereka tidak merasa diperintah. Bertindak sendiri atas dasar kesadaran. Tidak terpaksa, tidak dipaksa. Ujungnya, mereka saling mengingatkan jika ada pelanggaran.

Agar program sukses, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengingat sekaligus memotivasi sang buah hati. Untuk tingkat sekolah dasar, tidak berlebihan jika mengulang- ulang. Sebisa-bisanya dengan bahasa yang mudah dipahami.

Download